Menjamurnya Bimbel Di Pendidikan Indonesia

Menjelang aku yang beberapa bulan lagi akan naik ke kelas XII (Amin), tentu saja persiapan UN dan SNMPTN harus dipersiapkan sejak dini (kata kebanyakan orang siyh begitu). Nah, untuk aku pribadi, sebenarnya agak sedikit bingung juga, mau mulai ikut Bimbel semenjak semester pertama kelas XII atau semester kedua? Atau lebih baik ikut program intensif aja buat SNMPTN?

Kebingungan ini terjadi tidak lain tidak bukan karena pengaruh teman-teman yang pada umumnya mau ikut Bimbel semenjak semester pertama. (Well. Dalam hal ini aku tidak menyalahkan mereka yyah. Izinkan aku untuk menggoreskan opiniku dalam teras blog ku ini).

Kenapa aku merasa “malass” untuk ikut bimbel semenjak semester pertama adalah :

Pertama, berdasarkan pengalaman ku saat UN di SMP, aku ingat betul, di semester pertama kelas tiga, materi pelajaran masih berlanjut. Artinya, yang akan diajarkan adalah materi kelas tiga itu sendiri. Jadi, buat apa bimbel? Mending focus ajja dulu dengan materi kelas tiga-nya.

Kedua, mengingat kesehatan. Kita lihat, sepertinya UN adalah hal yang cukup mengerikan bagi kalangan pelajar. Suatu hal yang menjadi sorotan utama dalam sekolah. Buktinya, siswa di buat mati-matian untuk mengejar nilai. Akibatnya, kami (pelajar) merasa belajar di sekolah saja tidak cukup. Oleh karena itu kita musti ikut belajar tambahan atau les atau bimbel disana-sini. Satu hal yang amat sangat ku khawatirkan disini adalah “jika di awal tahun tenaga telah begitu di forsir, bagaimana saat ujian nanti? Takutnya malah DROP dan akhirnya nggak bisa ikut ujian” (Sungguh perjuangan yang sia-sia, bukan?)

Ketiga, mari belajar untuk memanage keuanagan sejak dini. Bukan belajar ajj yang sejak dini, tapi keungan juga. Kita semua tahulah, saat ini, nggak hanya pintar yang bisa sekolah. Tapi harus ada uang juga. Kalau pintar tapi nggak ada uang, masih susah juga (Begitulah kenyataan Pendidikan Indonesia saat ini). Nah. Kita semua tahu, dari seluruh jenjang pendidikan dari TK hingga SMA, yang akan menguras kocek sangat banyak adalah biaya pendidikan saat di Perguruan Tinggi. Makanya, kita kudu ngitung-ngitung pengeluaran juga.

Tapi, dari semua hal di atas, yang penting adalah niat kita untuk belajar serius.

Terlepas dari masalah kebingungan ku tentang akan memulai ikut Bimbel sejak kapan, kini aku beralih kenapa menjamurnya Bimbel di Pendidikan Indonesia. Kalau kita telaah, artinya belajar di sekolah saja tidak cukup donk? Bahkan ada yang merasa (termasuk aku sendiri), LES lebih penting di banding sekolah.

Contoh kasusnya gini, ada anak yang merasa jika libur sekolah, itu hal yang biasa saja. Tapi kalau untuk les? Nggak. Jangan sampai kebanyakan libur. Karena apa? Faktana kami (pelajar) lebih banyak mendapatkan materi dan soal2 latihan di les, bukan di sekolah.

Lalu, buat apa sekolah???

(Hm. Buat dapet ijazah ajj kali iiah)

Comments
5 Responses to “Menjamurnya Bimbel Di Pendidikan Indonesia”
  1. imoe says:

    buat cari pacar aja heheheh

  2. dihujanicinta says:

    hhahhahaahaaa.
    buat bergaul nak bang

  3. jar says:

    hay lam knal ya….q mau naya cara buat BLOG itu gmn tuw…tolong krimkan ke email q ya..makasih sblmnya

  4. Sekarang orang jadi kurang pede klo gak ikut bimbel padahal sebnarnya mampu juga tanpa bimbel

  5. dihujanicinta says:

    hahahha. iaia benerrr. kurang pede. termasuk saya sendiri dulu juga begitu, jadi kurang pede karena menjamurnya bimbel2 itu. padahal temen saya yang nggak bimbel, bisa lulus juga kok. he.. *kenapa saya tidak pede…

Leave a comment